pete-nance-ikuti-jejak-pemain-giannis-antetokounmpo

Pete Nance Ikuti Jejak Pemain Giannis Antetokounmpo

Pete Nance Ikuti Jejak Pemain Giannis Antetokounmpo. Dunia basket Amerika kembali diramaikan oleh cerita inspiratif Pete Nance, forward muda Milwaukee Bucks yang kini mengikuti jejak Giannis Antetokounmpo. Pada 14 November 2025, Nance debut sebagai starter pertama kalinya musim ini saat Bucks hajar Charlotte Hornets 122-98, cetak 12 poin dan 6 rebound—performa yang bikin pelatih Doc Rivers angkat jempol. Di usia 24 tahun, Nance—saudara Larry Nance Jr.—habiskan musim panas belajar langsung dari Giannis, Myles Turner, dan Bobby Portis, langkah yang mirip perjalanan Antetokounmpo dari undrafted ke MVP. Dengan Bucks sedang on fire di puncak Barat, Nance bukan lagi two-way player G League; ia potensial jadi pelapis tangguh di frontcourt. Cerita ini tak cuma soal poin; ia gambaran bagaimana kerja keras dan mentorship ubah talenta muda jadi aset tim. Di tengah rekor Bucks 10-2, langkah Nance jadi pengingat: jejak Giannis terbuka lebar bagi siapa saja yang siap berjuang. Artikel ini kupas perjalanan Nance, pelajaran dari Giannis, dan peluangnya di skuad juara. BERITA BOLA

Latar Belakang Pete Nance: Dari G League ke Pelapis Bucks: Pete Nance Ikuti Jejak Pemain Giannis Antetokounmpo

Pete Nance memulai perjalanan NBA dengan langkah pelan tapi pasti. Lahir di Ohio tahun 2001, ia ikut jejak ayahnya Larry Nance Sr.—legenda Cleveland Cavaliers—dan kakak Larry Jr. di Chaminade Julienne High School. Di North Carolina dan Michigan State, Nance rata-rata 10 poin dan 6 rebound, tapi undrafted di 2023 karena dianggap kurang atletis. Bucks langsung ambil ia sebagai two-way contract, bagi waktu antara tim utama dan G League affiliate di Oshkosh Skyforce.

Musim 2024-25, Nance main 15 laga untuk Bucks, rata-rata 4 poin dan 3 rebound dalam 8 menit—peran kecil tapi vital saat Giannis istirahat. Di G League, ia meledak: 18 poin dan 8 rebound per game, tunjukkan potensi sebagai stretch big dengan tembakan tiga 38 persen. Bucks perpanjang kontraknya Juli 2025, naikkan dari two-way ke standard rookie deal senilai 2 juta per tahun. Latar ini mirip Giannis: keduanya undrafted, mulai dari bench, dan bangkit lewat kerja keras. Nance bilang di wawancara pasca-debut starter, “Saya lihat Giannis dari nol; itu motivasi saya.” Dengan tinggi 6 kaki 10 inci dan wingspan 7 kaki, Nance cocok frontcourt Bucks yang butuh fleksibilitas—bukan kebetulan ia pilih nomor 22, hormati ayahnya.

Pelatihan Musim Panas: Belajar Langsung dari Giannis dan Veteran: Pete Nance Ikuti Jejak Pemain Giannis Antetokounmpo

Musim panas 2025 jadi turning point bagi Pete Nance. Ia habiskan dua bulan di Milwaukee, latihan intensif dengan Giannis Antetokounmpo, Myles Turner (Pacers), Bobby Portis (Bucks), dan Jericho Sims (Knicks)—grup big men yang fokus pengembangan fisik dan skill. Giannis, MVP berturut-turut, jadi mentor utama: ajar Nance soal footwork di post dan transisi cepat, mirip yang ia pelajari dari mentornya dulu. “Giannis bilang, ‘Kerja keras tak bohong; setiap hari adalah kesempatan,'” cerita Nance di podcast Bucks Radio minggu lalu.

Pelatihan itu brutal: sesi pagi fokus strength training, siang passing drills, malam film study. Nance tambah 10 pon otot, tingkatkan vertical jump 4 inci, dan poles tembakan tiga jadi 40 persen di scrimmage. Giannis, yang tahu rasa dari bench, beri tips pribadi: “Jangan takut gagal; gunakan untuk tumbuh.” Hasilnya? Di debut starter lawan Hornets, Nance blok dua tembakan dan rebound ofensif krusial—gerakan yang langsung dari playbook Giannis. Portis tambah, “Pete haus belajar; ia ikuti jejak Giannis dengan tepat.” Pelatihan ini tak cuma fisik; ia bangun mental, bantu Nance adaptasi NBA speed di mana G League beda kelas.

Peluang di Tim Utama Bucks: Dari Two-Way ke Rotasi Utama

Debut starter Nance lawan Hornets jadi bukti peluangnya mekar. Dengan Brook Lopez cedera lutut ringan, Doc Rivers beri Nance 25 menit—terbanyak musim ini—dan ia balas dengan efisiensi: 5 dari 7 tembakan, plus assist ke Giannis untuk dunk and-one. Ini langkah selanjutnya dari two-way statusnya, di mana ia bagi waktu dengan Oshkosh (23 poin rata-rata di G League). Bucks butuh big fleksibel seperti Nance untuk small-ball lineup, terutama saat Giannis switch ke power forward.

Prospeknya cerah: dengan kontrak hingga 2027, Nance bisa jadi pelapis Lopez jangka panjang, mirip peran Robin Lopez dulu untuk Giannis. Di enam laga terakhir, plus-minus Nance +14, tunjukkan ia fit di sistem Rivers yang fokus pace tinggi. Giannis sebut, “Pete punya potensi; ia belajar cepat, seperti saya dulu.” Tantangan? Kompetisi dari ajinca Portis dan MarJon Beauchamp, tapi cedera Lopez beri celah. Jika Nance pertahankan 40 persen tiga poin, ia bisa main 15-20 menit reguler—jejak Giannis dari bench ke superstar. Bucks, dengan rekor 10-2, lihat Nance sebagai aset muda yang bantu perburuan gelar ketiga.

Kesimpulan

Pete Nance mengikuti jejak Giannis Antetokounmpo adalah cerita basket klasik: dari undrafted ke pelapis potensial, lewat kerja keras dan mentorship. Dari latar G League hingga pelatihan musim panas yang intensif, Nance tunjukkan haus belajar yang mirip idola Serbia-nya. Debut starter dan peluang di tim utama Bucks jadi bukti: jejak Giannis tak mustahil diikuti, asal ada dedikasi.

Di musim yang panjang, Nance wakili masa depan frontcourt Bucks—bukan pengganti Giannis, tapi pelengkap sempurna. Penggemar Milwaukee boleh harap; dengan Rivers pimpin, talenta seperti Nance bisa angkat tim ke level baru. Basket penuh inspirasi, dan cerita Nance cuma permulaan—tunggu ia bukti jejak itu nyata.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *