Komentar Brandon Ingram Usai Raptors Kalah dari Celtics. Kekalahan Toronto Raptors 113-121 dari Boston Celtics di Scotiabank Arena pada Minggu malam (7 Desember 2025) jadi pukulan ketiga beruntun bagi tim asuhan Darko Rajaković, geser mereka dari posisi keempat ke keenam Wilayah Timur dengan rekor 12-8. Meski tertinggal 23 poin di kuarter pertama, Raptors bangkit di babak kedua, sempat unggul di kuarter ketiga, tapi kalah di eksekusi akhir. Brandon Ingram, forward bintang yang cetak 30 poin—kedua kali musim ini—jadi sorotan utama usai laga. Ia bicara tegas soal start lambat tim, puji agresi Celtics, dan tekankan comeback kuat Raptors. Komentar Ingram ini, via wawancara tim, jadi obat getir di tengah absen RJ Barrett akibat cedera, dan beri semangat jelang NBA Cup quarterfinal lawan New York Knicks Selasa malam. Dengan Ingram rata-rata 24 poin terakhir empat laga, suaranya kian berbobot di skuad muda ini. INFO TOGEL
Start Lambat yang Jadi Biang Kerok: Komentar Brandon Ingram Usai Raptors Kalah dari Celtics
Ingram langsung soroti akar masalah: start lambat di kuarter pertama yang biarkan Celtics bangun keunggulan 23 poin. “Kami cuma start pelan,” katanya, sebut turnover awal—tiga dari dirinya sendiri—jadi bencana, meski cuma hasilkan empat poin untuk Boston. Raptors kesulitan jaga bola dan konversi tembakan, sementara Celtics panas dari luar: Derrick White dan Jaylen Brown gabungkan 15 poin awal. Ingram akui agresi lawan: “Mereka keluar agresif, lihat banyak tembakan masuk, terutama di kuarter pertama.” Neemias Queta, center Boston, tambah sakit dengan rebound ofensif yang beri second-chance points. Ini pola mirip kekalahan sebelumnya lawan Knicks dan Hornets, di mana Raptors sering tertinggal besar awal. Ingram sebut ini pelajaran: tim harus siap dari peluit pertama, terutama tanpa Barrett yang bantu flow ofensif.
Comeback Kuat di Babak Kedua: Komentar Brandon Ingram Usai Raptors Kalah dari Celtics
Babak kedua jadi cerita beda, dan Ingram puji perjuangan tim. “Di kuarter ketiga, kami fight back—kami ambil alih unggul,” ujarnya, soroti intensitas defensif yang naik dan ofensif lebih lancar. Raptors potong defisit jadi enam poin akhir kuarter itu, dengan Ingram cetak 12 poin babak kedua dari tembakan 6/9. Ochai Agbaji dan Luka Dončić tambah kontribusi bench, bantu tim balik momentum. Tapi Ingram akui akhir laga: “Down the stretch, Celtics eksekusi lebih baik.” Boston tutup kuarter keempat dengan run 10-2, dipimpin Brown yang selesai 28 poin. Ingram, meski turnover empat kali total—pola 12 laga terakhir—tetap positif: comeback tunjukkan ketangguhan, bukan kelemahan. Ini mirip laga lawan Clippers di mana ia eksplode 30 poin untuk kemenangan, bukti ia bisa pimpin saat dibutuhkan.
Pengaruh Absen Barrett dan Adaptasi Tim
Absen RJ Barrett akibat cedera selangkangan jadi topik panas, dan Ingram tak buang waktu akui dampaknya. “Ofensif lebih lancar saat dia di lapangan,” katanya, sebut Barrett kunci flow dan spacing. Tapi Ingram tegas tolak jadi alasan: “Itu liga—pemain in and out lineup. Kami harus adjust dan buat yang terbaik.” Rajaković setuju, puji Agbaji yang isi kekosongan dengan pertahanan solid. Kekalahan ketiga ini—setelah kalah dari Knicks 22 poin—bikin Raptors 3-5 sejak November, tapi Ingram soroti veteran seperti dirinya harus redirect tim. Ia sebut ingat kemenangan sebelumnya lawan Knicks untuk motivasi quarterfinal: “Kami tahu bagaimana lawan mereka.” Dengan Herro juga absen, beban Ingram naik, tapi ia siap: rata-rata 20 poin di tiga laga terakhir tunjukkan adaptasi.
Dampak Komentar untuk NBA Cup
Komentar Ingram beri angin segar jelang NBA Cup quarterfinal lawan Knicks. “Throw everything out the window—clear pikiran,” katanya, sarankan tim lupakan kekalahan dan fokus fresh start. Ini mindset “fuck everybody” yang ia ungkap awal Desember: lawan anggap Raptors underdog, tapi internal belief kuat. Rajaković puji Ingram sebagai pemimpin, sebut ia “bantu tim paham apa yang dibutuhkan.” Dengan rekor 12-8, Raptors butuh kemenangan ini untuk host semifinal—peluang awal playoff push. Ingram, yang motivasi balas kekalahan 22 poin dari Knicks minggu lalu (di mana ia cuma 14 poin), sebut siap lead: “Kami tim lapar, bukan yang panik.” Fans apresiasi: media sosial banjiri dukungan, anggap komentarnya jadi katalisator.
Kesimpulan
Komentar Brandon Ingram usai kekalahan dari Celtics jadi panggilan bangun bagi Raptors yang lagi slump. Dari start lambat hingga comeback gigih, ia soroti pelajaran tanpa alasan, akui absen Barrett tapi tekankan adaptasi. Di tengah tiga kekalahan beruntun, suara Ingram—dengan 30 poin gemilang—bawa harapan jelang NBA Cup lawan Knicks. Toronto bukan tim panik; mereka tim yang belajar dan lapar trofi. Dengan Ingram pimpin, quarterfinal Selasa bisa jadi titik balik—bukti semangat tak patah meski skor akhir tak menguntungkan. Raptors, maju terus; Ingram tunggu momen balas dendam.

