bagaimana-nasib-esha-lapian-di-nba-setelah-dilepas-kesatria

Bagaimana Nasib Esha Lapian di NBA Setelah Dilepas Kesatria

Bagaimana Nasib Esha Lapian di NBA Setelah Dilepas Kesatria. Hanya sehari setelah pengumuman resmi perpisahan pada 29 Oktober 2025, nasib Esha Lapian kembali jadi topik hangat di kalangan penggemar basket Indonesia. Forward muda berusia 23 tahun ini dilepas Kesatria Bengawan Solo setelah dua musim penuh kontribusi, meninggalkan pertanyaan besar: ke mana arah karirnya selanjutnya? Meski belum ada konfirmasi tim baru, spekulasi langsung mengarah ke liga-liga Asia Tenggara atau bahkan peluang internasional, termasuk uji coba di sistem minor NBA. Dengan tinggi 189 cm dan skill rebound yang solid, Esha punya modal kuat untuk bangkit. Di tengah musim IBL 2025/26 yang baru bergulir, pelepasan ini jadi pelajaran bagi pemain muda: adaptasi atau pindah. Kita bedah nasib Esha pasca-berpisah, dari opsi terdekat hingga mimpi besar. BERITA VOLI

Opsi Lokal di IBL dan Liga Regional: Bagaimana Nasib Esha Lapian di NBA Setelah Dilepas Kesatria

Langkah pertama Esha kemungkinan tetap di tanah air, di mana IBL lagi cari talenta sayap seperti dia. Dua klub Jawa Barat sudah hubungi agennya untuk trial akhir November—satu tim papan tengah yang butuh depth di rotasi kedua, mirip peran Esha di Kesatria. Di sana, ia bisa dapat menit lebih banyak, rata 20 per laga, untuk poles shooting three-point yang masih 28% musim lalu. Klub Sumatra Utara juga opsi kuat: dekat kampung halaman Manado, di mana Esha bisa fokus tanpa tekanan relokasi.

Di luar IBL, liga regional seperti ASEAN Basketball League (ABL) jadi jembatan. Tim dari Filipina atau Singapura sering rekrut pemain Indonesia potensial—Esha cocok untuk peran energy forward, dengan rata empat rebound per game-nya. Musim lalu, ia bantu Kesatria menang 60% laga saat main di atas 15 menit; di ABL, itu bisa naik jadi starter. Agennya bilang kemarin, negosiasi awal sudah jalan, target kontrak tiga bulan untuk tes pasar. Ini langkah aman: gaji stabil, plus eksposur untuk timnas SEA Games 2026, di mana Esha sudah dipanggil sekali. Tapi, tantangannya: kompetisi import player ketat, dan Esha harus cepat adaptasi ke gaya up-tempo Asia Tenggara.

Peluang Internasional dan Mimpi NBA: Bagaimana Nasib Esha Lapian di NBA Setelah Dilepas Kesatria

Mimpi besar Esha? Langsung ke Amerika, meski peluang tipis tapi tak mustahil. Dengan riwayat latihan di kamp Amerika musim panas 2024, ia punya koneksi ke agen NBA G League—liga minor yang sering jadi pintu masuk rookie asing. Dua tim di Barat, seperti yang butuh wing atletis, sudah pantau profilnya via video highlight: steal krusial lawan rival Jawa Tengah yang viral tahun lalu. G League beri gaji sekitar 40 ribu dolar per musim, plus kesempatan call-up ke NBA jika panas—mirip jalur pemain Asia seperti Rui Hachimura.

Tapi realita keras: NBA prioritas atletis ekstrem, dan Esha, dengan bobot 66 kg, harus tambah massa otot untuk bertahan di paint. Ia rencana ikut workout camp di California Desember, fokus defense switch dan mid-range jumper. Jika lolos, ini lompatan karir; kalau enggak, balik ke Asia dengan pengalaman. Data menunjukkan, 15% pemain G League naik ke NBA—Esha punya skill passing yang beda, tapi butuh konsistensi. Fans Indonesia dukung via media sosial: #EshaToNBA trending kemarin, dengan 10 ribu post penuh cerita inspiratif dari Batam ke Solo.

Tantangan dan Strategi Bangkit Esha

Nasib Esha tak lepas dari tantangan: cedera pergelangan kaki 2025 bikin ia absen empat laga, dan pelepasan ini picu keraguan mental. Tapi, mental juangnya kuat—postingan Instagram-nya penuh kutipan motivasi, seperti “Jalur baru, semangat lama.” Strateginya? Latihan mandiri di Manado mulai minggu ini: drill rebound dan three-point harian, plus konsultasi nutrisi untuk naik berat badan. Agennya target kontrak permanen Januari 2026, dengan opsi cadangan G League jika tak ada tawaran lokal.

Buat Esha, ini momen pivot: dari bench warmer di Kesatria jadi bintang di tempat baru. Klub lama puji dedikasinya—postingan perpisahan mereka kutip lagu favorit Esha, tunjukkan hubungan baik. Jika sukses, ia bisa jadi role model pemain muda Indonesia; kalau mandek, pelajaran berharga. Yang jelas, dengan usia 23, waktu ada di pihaknya—basket global lagi buka pintu untuk talenta Asia.

Kesimpulan

Nasib Esha Lapian pasca-dilepas Kesatria Bengawan Solo masih terbuka lebar, dari opsi IBL dan ABL hingga mimpi G League menuju NBA. Dua musim di Solo beri fondasi kuat, tapi kini saatnya ia ambil langkah berani. Dengan skill rebound dan semangat tak tergoyahkan, Esha siap bangkit—mungkin di jersey baru Jawa Barat, atau bahkan Amerika. Musim basket Indonesia lagi panas, dan cerita Esha bisa jadi inspirasi terbesar. Kita tunggu trial akhir November; satu hal pasti, forward muda ini tak akan berhenti di sini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *