Jordi Fernandez Memuji Tinggi Ben Saraf. Pagi ini, 7 Oktober 2025, pelatih Brooklyn Nets Jordi Fernández kembali jadi sorotan setelah pujian setinggi langitnya terhadap Ben Saraf, rookie Israel yang dipilih di posisi 27 draft NBA 2025. Usai kemenangan pramusim Nets 109-88 atas Hapoel Jerusalem di Barclays Center kemarin malam, Fernández bilang Saraf “main seperti veteran” dengan kontrol diri luar biasa dan playmaking yang tak terduga. “Dia selalu tenang, ukurannya bantu pertahanan, dan kemampuan passing-nya gila,” tambahnya di konferensi pers, sambil sebut Saraf sudah terbiasa lawan pemain dewasa di liga pro Eropa selama tiga tahun. Di usia 19 tahun, Saraf langsung starter di lineup dengan Cam Thomas dan Terance Mann, cetak 8 poin, 4 assist, dan 2 steal dalam 20 menit—performa yang bikin Fernández yakin dia kunci masa depan Nets. Di tengah Nets yang lagi rebuild dari musim buruk 2024/25, pujian ini bukan cuma hype; ini sinyal optimisme baru buat tim yang haus playoff timur. BERITA TERKINI
Latar Belakang Ben Saraf: Dari Liga Eropa ke Debut NBA: Jordi Fernandez Memuji Tinggi Ben Saraf
Ben Saraf bukan nama baru di sepak bola Eropa. Lahir 2006 di Ra’anana, Israel, dia naik daun di Ratiopharm Ulm Jerman sejak 2023, di mana dia rata-rata 13,2 poin dan 4,1 assist per laga di Bundesliga—liga kedua Jerman yang kompetitif. Sebelumnya, dia debut pro di Maccabi Rishon LeZion Israel di usia 16 tahun, main lawan pemain dewasa di Liga Israel. Tingginya 6 kaki 5 inci dengan wingspan 6 kaki 9 inci bikin dia unik sebagai combo guard: bisa main on-ball defense ala Mikal Bridges, tapi visi passing seperti Jason Kidd versi muda.
Draft 2025, Nets ambil risiko pilih Saraf di 27 meski spekulasi cedera bahu ringan pasca EuroBasket U20. Fernández, yang baru ambil alih Nets Juni lalu setelah era Jacque Vaughn, langsung incar dia sebagai bagian rebuild muda. “Ben sudah matang—dia main di liga pro tiga tahun, tahun lalu di level tinggi Jerman,” kata Fernández, soroti pengalaman Saraf yang bikin dia beda dari rookie biasa. Di training camp, Saraf cepat adaptasi: scrimmage internal minggu lalu, dia catat triple-double 10-8-8, bikin rekan seperti Nic Claxton kagum. Ini fondasi kenapa Fernández puji tinggi—bukan cuma fisik, tapi mental yang siap NBA langsung.
Detail Pujian Fernández: Veteran Mindset di Tubuh Rookie: Jordi Fernandez Memuji Tinggi Ben Saraf
Fernández tak pelit kata saat bedah performa Saraf lawan Jerusalem. “Dia main seperti veteran—selalu under control, tak panik meski tekanan tinggi,” ujarnya, sebut Saraf handle bola aman di traffic, dengan turnover nol di laga itu. Assist empatnya termasuk lob cerdas ke Claxton untuk dunk, plus steal yang picu fast break Cam Thomas. “Ukuran dan playmaking-nya unbelievable—tingginya bantu defense, dia bisa switch lawan wing besar,” tambah Fernández, soroti bagaimana Saraf blok satu tembakan di paint meski posisi guard.
Ini pujian spesifik: di kuarter kedua, Saraf ambil alih point guard saat Thomas istirahat, ciptakan 12 poin run Nets dengan pick-and-roll presisi. Fernández bandingkan dengan masa asistennya di Denver: “Ben mirip Jamal Murray muda—baca permainan cepat, tak egois.” Di laga, Saraf 3-of-6 tembakan, termasuk satu three-pointer off dribble, efisiensi 50 persen yang bikin defense Jerusalem kewalahan. Pujian ini ramai di media: Nets Wire sebut Saraf “impress sebagai starter tak terduga”, sementara TalkBasket soroti maturity-nya yang bikin Fernández yakin dia rotasi reguler. Buat Nets, yang finis 26-56 musim lalu, ini harapan: Saraf bisa isi kekosongan backcourt pasca Mikal Bridges trade.
Dampak untuk Nets: Rebuild Muda yang Lebih Cerah
Pujian Fernández langsung efek ke Nets. Di pramusim selanjutnya lawan Knicks 10 Oktober, Saraf kemungkinan starter lagi, tes lawan backcourt Jalen Brunson. Ini bantu Fernández bangun chemistry: core muda seperti Saraf, Jalen Wilson, dan Noah Clowney bisa main hybrid, kurangi ketergantungan Cam Thomas. Dampak luas: fans Brooklyn, yang kecewa musim lalu, jual tiket pramusim naik 20 persen—banyak gara-gara hype Saraf. Fernández bilang, “Ben bikin kami lebih fleksibel—dia bisa guard, forward kecil, bahkan facilitate dari bench.”
Tapi tantangan ada: rookie life keras, apalagi Saraf adaptasi budaya NBA dari Israel. Fernández atasi dengan mentoring: sesi video breakdown pribadi, fokus defense switch. Prospek musim 2025/26? Analis prediksi Saraf rata-rata 8 poin dan 3 assist, tapi kalau terus impress, bisa 12-4—mirip Immanuel Quickley di Raptors. Buat Nets, ini langkah rebuild: dari tanking ke kompetitif timur, Saraf jadi simbol harapan baru.
Kesimpulan
Pujian Jordi Fernández atas Ben Saraf pada 6 Oktober 2025 ini jadi booster semangat buat Brooklyn Nets yang lagi bangkit. Dari “main seperti veteran” sampe playmaking gila, rookie Israel ini buktiin potensi draft steal. Di pramusim yang lagi panas, Saraf bukan lagi underdog—dia kunci fleksibilitas tim. Fernández benar: pengalaman Eropa bikin dia siap NBA, dan kalau terus begini, Nets bisa naik kelas timur. Yang pasti, dengan pujian ini, Saraf lagi di jalur bintang—dan Nets siap ikut arungnya. Musim reguler dekat; pantau saja, apakah Israel kid ini bikin kejutan besar.