kekesalan-dwight-usai-tidak-menjadi-pemain-terbaik-75-dunia

Kekesalan Dwight Usai Tidak Menjadi Pemain Terbaik 75 Dunia

Kekesalan Dwight Usai Tidak Menjadi Pemain Terbaik 75 Dunia. Dwight Howard, mantan bintang NBA yang dikenal sebagai salah satu center dominan di masanya, baru-baru ini mengungkapkan kekecewaannya karena tidak masuk dalam daftar 75 pemain terbaik dunia versi FIBA, yang dirilis menjelang musim 2025/2026. Daftar ini, yang dibuat untuk merayakan 75 tahun sejarah basket internasional, menampilkan bintang-bintang seperti Michael Jordan, LeBron James, dan Nikola Jokić, tetapi absennya nama Howard memicu reaksi keras dari sang pemain. Howard, yang kini bermain di liga Taiwan, merasa kontribusinya di NBA dan level internasional diabaikan. Apa alasan di balik pengecualiannya, dan apakah ia masih punya peluang masuk daftar prestisius ini? Mari kita ulas lebih dalam. BERITA BASKET

Mengenal Pemain Basket Dwight
Dwight Howard, lahir pada 8 Desember 1985 di Atlanta, Georgia, adalah salah satu center paling dominan di NBA pada era 2000-an hingga awal 2010-an. Dipilih sebagai pick pertama NBA Draft 2004 oleh Orlando Magic, Howard langsung mencuri perhatian dengan atletisme, kemampuan rebound, dan pertahanan luar biasa. Ia memimpin Magic ke Final NBA 2009, memenangkan tiga kali penghargaan Defensive Player of the Year (2009-2011), dan terpilih sebagai All-Star delapan kali. Dengan rata-rata karier 15,7 poin, 11,8 rebound, dan 1,8 blok per game, Howard adalah kekuatan di paint.

Setelah masa keemasannya di Orlando, Howard bermain untuk beberapa tim, termasuk Los Angeles Lakers, Houston Rockets, dan Philadelphia 76ers, memenangkan gelar NBA pada 2020 bersama Lakers. Di level internasional, ia membantu Timnas Amerika Serikat meraih emas Olimpiade 2008. Kini, di usia 39 tahun, Howard bermain untuk Taiwan Mustangs di T1 League, tetap menunjukkan dominasi dengan rata-rata 20,5 poin dan 15 rebound per game di musim 2024/2025.

Apa yang Membuatnya Tidak Menjadi Salah Satu Pemain Terbaik 75 di Dunia
Kegagalan Dwight Howard masuk daftar 75 pemain terbaik dunia versi FIBA dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, meski dominan di masa puncaknya, karier Howard dianggap kurang konsisten setelah meninggalkan Orlando pada 2012. Perpindahan ke beberapa tim, ditambah cedera dan konflik dengan pelatih, membuat reputasinya menurun dibandingkan bintang seperti Shaquille O’Neal atau Tim Duncan, yang masuk daftar. Kedua, FIBA cenderung memprioritaskan pemain dengan dampak global, seperti Dirk Nowitzki atau Manu Ginóbili, yang sukses di level klub dan internasional. Meski Howard meraih emas Olimpiade, kontribusinya untuk Timnas AS terbatas dibandingkan LeBron atau Kevin Durant.

Ketiga, persepsi publik tentang Howard juga memainkan peran. Citranya yang kadang dianggap kurang serius, ditambah dengan penurunan performa di paruh kedua kariernya, membuatnya kalah bersaing dengan pemain modern seperti Giannis Antetokounmpo atau legenda seperti Kareem Abdul-Jabbar. Daftar FIBA juga lebih menonjolkan pemain yang masih aktif di level tertinggi atau memiliki warisan jangka panjang, sedangkan Howard kini bermain di liga yang dianggap kurang kompetitif dibandingkan NBA atau EuroLeague.

Apakah Dwight Masih Memiliki Kesempatan Untuk Menjadi Salah Satu dari Pemain Terbaik 75 di Dunia
Meski kecewa, peluang Dwight Howard untuk masuk daftar serupa di masa depan masih ada, tetapi sangat terbatas. Pada usia 39 tahun, ia tidak lagi bermain di NBA, dan performanya di T1 League Taiwan, meski impresif, tidak memiliki bobot yang sama di mata FIBA. Namun, Howard bisa meningkatkan peluangnya dengan memperluas dampaknya di luar lapangan, seperti melalui pelatihan atau kontribusi untuk pengembangan basket global. Aktivitas amal atau keterlibatannya dalam program FIBA, seperti menjadi duta basket, bisa membantu memperkuat warisannya.

Selain itu, revisi daftar di masa depan—misalnya untuk peringatan 80 tahun FIBA—bisa membuka peluang jika Howard terus menjaga reputasi positif. Namun, ia harus bersaing dengan generasi baru seperti Victor Wembanyama, yang sudah mencuri perhatian dunia. Untuk saat ini, fokus Howard pada performa di Taiwan dan usaha memperbaiki citra publiknya bisa menjadi langkah awal untuk dipertimbangkan kembali oleh FIBA.

Kesimpulan: Kekesalan Dwight Usai Tidak Menjadi Pemain Terbaik 75 Dunia
Kekesalan Dwight Howard atas kegagalannya masuk daftar 75 pemain terbaik dunia versi FIBA mencerminkan kebanggaannya atas karier yang penuh prestasi, tetapi juga menyoroti tantangan dalam mempertahankan warisan di era basket modern. Meski dominan di masanya, inkonsistensi karier dan kurangnya dampak internasional membuatnya kalah bersaing dengan legenda lain. Peluang untuk masuk daftar serupa di masa depan masih ada, tetapi membutuhkan usaha ekstra di luar lapangan. Kisah Howard adalah pengingat bahwa kehebatan di lapangan saja tidak cukup; warisan global dan persepsi publik juga berperan besar. Akankah Howard mampu mengubah narasi dan kembali diakui sebagai salah satu yang terbaik? Hanya waktu yang akan menjawab, tetapi semangatnya tetap menginspirasi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *