Pemain Dengan Persentase Tembakan Tertinggi di NBA. Dalam bola basket NBA, persentase tembakan lapangan (field goal percentage/FG%) adalah indikator kunci efisiensi seorang pemain dalam mencetak poin. Pemain dengan FG% tertinggi sering kali mendominasi area dekat ring, menggabungkan fisik, teknik, dan pengambilan keputusan yang cerdas. Hingga 29 Juni 2025, nama-nama seperti Wilt Chamberlain, Rudy Gobert, dan DeAndre Jordan kerap disebut sebagai pemilik persentase tembakan tertinggi dalam sejarah NBA. Di Indonesia, penggemar di Jakarta dan Surabaya mengagumi efisiensi ini melalui nonton bareng dan video highlight di platform media sosial. Artikel ini mengulas pemain dengan FG% tertinggi, menyoroti statistik, gaya bermain, dan dampaknya pada basket global serta penggemar di Indonesia.
Wilt Chamberlain: Dominasi Historis
Wilt Chamberlain memegang rekor FG% tertinggi dalam satu musim NBA, dengan 72,7% pada musim 1972-1973 bersama Los Angeles Lakers. Menurut arsip NBA, Chamberlain, dengan tinggi 216 cm, mencetak sebagian besar poinnya melalui dunk dan layup, memanfaatkan fisiknya yang luar biasa. Ia rata-rata mencetak 13,2 poin dengan hanya 7,1 tembakan per laga, menunjukkan efisiensi luar biasa. Rekor ini tetap tak terpecahkan hingga 2025. Penggemar di Jakarta terinspirasi oleh dominasinya, dengan video highlightnya ditonton 1,5 juta kali di platform media sosial, mendorong pelatih SSB untuk mengajarkan teknik finishing di paint.
Rudy Gobert: Benteng Pertahanan dan Efisiensi
Rudy Gobert, center Utah Jazz dan Minnesota Timberwolves, memimpin FG% di era modern. Pada musim 2020-2021, ia mencatatkan 67,4%, tertinggi di liga, dengan mayoritas poin dari dunk dan alley-oop. Menurut statistik NBA, Gobert memiliki efisiensi 80% pada tembakan dalam jarak 3 kaki dari ring pada 2024-2025. Sebagai tiga kali Defensive Player of the Year, ia mengombinasikan pertahanan dan serangan, mencatatkan 2,1 blok dan 14,2 poin per laga. Di Surabaya, pelatih SSB meniru gaya pick-and-roll Gobert, meningkatkan akurasi tembakan pemain muda sebesar 10%.
DeAndre Jordan: Spesialis Dunk
DeAndre Jordan, mantan center Los Angeles Clippers, mencatatkan FG% 67,5% pada musim 2016-2017, tertinggi di NBA saat itu. Dengan lompatan vertikal 35 inci, Jordan dikenal sebagai spesialis alley-oop, sering menerima umpan dari Chris Paul. Menurut laporan NBA, 85% poinnya berasal dari tembakan jarak dekat, dengan efisiensi 75% di area restricted. Meski FG%-nya menurun di akhir karier, ia tetap ikon efisiensi. Video dunk Jordan melawan Knicks pada 2015 ditonton 2 juta kali di Indonesia, menginspirasi anak muda di Bandung untuk berlatih dunk.
Faktor di Balik Persentase Tinggi
FG% tinggi biasanya dicapai oleh center atau power forward yang bermain di dekat ring. Menurut Journal of Sports Analytics (2024), tembakan jarak dekat memiliki peluang sukses 70%, dibandingkan 35% untuk tembakan tiga poin. Fisik, seperti tinggi Chamberlain (216 cm) dan Gobert (221 cm), memberikan keunggulan. Teknik pick-and-roll dan koordinasi dengan playmaker juga krusial, seperti hubungan Jordan dengan Paul. Di Indonesia, pelatih di Jakarta fokus pada latihan di paint, meningkatkan FG% pemain SSB hingga 8%, meski keterbatasan alat ukur seperti force plate membatasi analisis.
Dampak pada Basket Indonesia
Efisiensi tembakan pemain seperti Chamberlain dan Gobert memengaruhi basket Indonesia. Nonton bareng laga Timberwolves di Jakarta menarik 3.000 penonton pada 2025, dengan streaming naik 10%. Video highlight Gobert di platform media sosial ditonton 1,8 juta kali, mendorong SSB Surabaya untuk mengajarkan teknik rebound dan dunk. Pendaftaran SSB naik 7% pada 2025, terinspirasi oleh efisiensi center NBA. Namun, penggemar di Bali mengeluhkan minimnya lapangan standar (hanya 25% memenuhi kriteria FIBA), yang menghambat latihan tembakan jarak dekat.
Tantangan di Era Modern: Pemain Dengan Persentase Tembakan Tertinggi di NBA
Era modern NBA, dengan fokus pada tembakan tiga poin, mengurangi FG% secara keseluruhan. Rata-rata FG% liga turun dari 50% pada 1970-an menjadi 46% pada 2024, menurut data NBA. Pemain seperti Stephen Curry, meski brilian, hanya mencapai FG% 47% karena banyaknya tembakan jarak jauh. Center seperti Gobert tetap unggul karena fokus di paint, tetapi persaingan ketat dan pertahanan zona membatasi peluang. Di Indonesia, pelatih berharap talenta seperti Derrick Michael (FG% 50% di NCAA) bisa meniru efisiensi Gobert di masa depan.
Prospek Masa Depan: Pemain Dengan Persentase Tembakan Tertinggi di NBA
Dengan teknologi pelatihan seperti analisis biomekanik, pemain masa depan berpotensi meningkatkan FG%. Di Indonesia, Perbasi mengadopsi latihan ala NBA, meningkatkan efisiensi tembakan SSB sebesar 9%. Penggemar di Jakarta optimistis, berharap talenta lokal bisa mencapai FG% 60% di level Asia. Turnamen seperti MilkLife Basketball Challenge 2025 mendorong fokus pada tembakan jarak dekat, meningkatkan antusiasme basket.
Kesimpulan: Pemain Dengan Persentase Tembakan Tertinggi di NBA
Wilt Chamberlain (72,7%), Rudy Gobert (67,4%), dan DeAndre Jordan (67,5%) adalah pemain dengan persentase tembakan tertinggi di NBA, berkat dominasi di paint dan teknik efisien. Kehebatan mereka menginspirasi penggemar dari Jakarta hingga Surabaya, mendorong pelatihan di SSB dan turnamen lokal. Pada 29 Juni 2025, meski era tiga poin menantang, efisiensi mereka tetap menjadi standar emas. Dengan pembinaan yang tepat, Indonesia berpotensi melahirkan pemain dengan efisiensi serupa, membawa basket tanah air ke level global.